Nantikan Ulasan "USP Swamitra JKS Raih Predikat Terbaik Kategori BDR dan Kinerja, 2014 dan 2015"

6 Februari 2016

Tak Hanya di Pandeglang, di Bogor pun Bisa Menikmati Durian Matang di Pohon

Bagi yang suka buah durian, membeli durian di super market atau di kios-kios pinggir jalan merupakan hal biasa, tapi pernah kah Anda menikmatinya langsung, bahkan panen di kebunnya? Di Bogor, ada agrowisata kebun durian yang bisa anda kunjungi dan nikmati buahnya langsung disana.

Berikut laporan Tatang Sumarna, Manager Unit Simpan Pinjam (USP) Swamitra Jaya Kerta Sejahtera (JKS) saat berkunjung ke sana beberap hari yang lalu.

Kebun Durian Warso, atau yang disebut Warso Farm, memiliki luas sembilan hektar, dipenuhi oleh buah-buahan segar, terutama durian. Ada lebih dari 900 pohon dari total 12 jenis varietas durian disini. Di antaranya durian petruk dari Jepara, monthong dari Thailand, musang king dari Malaysia, lay dari Kalimantan Timur, pelangi dari Papua, sukun dari Karanganyar dan durian-durian lain hasil persilangan di kebun ini.

Untuk yang alergi durian, jangan khawatir, buah naga pun banyak dibudidayakan di sini. Dengan luas mencakup dua hektar untuk kebun buah naga ini, terdapat lebih dari 4.000 pohon.

Warso Farm berlokasi di Cihideung, Desa Cipelang, Cijeruk, Kota Bogor. Untuk sampai ke Agrowisata ini jika anda dari Jakarta, tentunya Anda harus melewati tol Jagorawi keluar di jalur arah Sukabumi. Sekitar 15 menit dari sana melewati Pasar Caringin, hingga patung durian dan buah naga menyambut anda di sisi jalan.


Ketika masuk anda akan disambut aneka kuliner olahan durian dan buah naga di sisi depan agrowisata ini, terdapat jus, surabi durian, pacake dan es krim. Namun, jangan tergiur dahulu sebelum anda masuk ke kebun yang dipenuhi lebatnya buah tersebut.

Tatang Sumarna bersama komunitas traveler-nya berfoto bersama di halaman depan Warso Farm.

Untuk masuk ke agrowisata ini, Anda tidak dipungut biaya. Dana oprasionalnya, sepenuhnya dari hasil menjual buah durian dan olahannya.

Anda bisa menikmati kebunnya dengan berjalan kaki menyusuri jalur yang sudah dibeton. Namun, jika Anda beruntung, Anda dapat menumpang mobil patroli Warso Farm, bentuknya seperti mobil golf. Siang itu KompasTravel berkesempatan menaiki mobil tersebut, bersama Gatot Djoko Pramono, asisten manager Kebun Durian Warso.

Jalan berundak yang menanjak dibuat dari beton agar kuat dan aman sehingga pengunjung merasa nyaman.

Sepanjang jalan Anda dimanjakan dengan pemandangan berbagai jenis buah durian yang besar nan lezat. Hebatnya lagi durian di sini panen di sepanjang tahun. Menurut pak Gatot ini berkat rekayasa pemupukan yang dilakukan Warso Farm.

“Buahnya panen sepanjang tahun, kalau di sini ga musiman duriannya, karena rekayasa pemupukan. Jadi, pemupukannya bertahap, ada jagka waktunya dari pohon ke pohon itu berbeda,” ujar Gatot, saat berkeliling kebun bersama kami, Jumat (29/1/2016).

Tatang Sumarna menyempatkan diri untuk berfoto dengan latar belakang Gunung Salak yang berkabut.


Kebun di sini ditata per kelompok jenis duriannya, di blok pertama kita memasuki kelompok durian monthong, berseberangan dengan durian petruk. Lalu di blok selanjutnya durian jenis lainnya pun memancing kita untuk memetiknya.

Selain rapi, pohon durian disini termasuk pendek-pendek, tidak sampai 2 meter anda bisa menjangkaunya, bahkan ada yang se lutut orang dewasa.

Lelah berkeliling, anda dapat beristirahat di pendopo-pendopo yang tersebar di kebun tersebut. Untuk melepas dahaga, anda dapat menikmati jus-jus buah yang tersedia di kios dalam pendopo tersebut, tapi ini hanya di akhir pekan. Yang menjaga di pendopo-pendopo tersebut ialah santri-santri sekitar yang dikaryakan oleh Warso Farm.

Salah satu komunitas traveler asal Jakarta Selatan bersiap untuk menikmati durian dari kebun Warso Farm.

Mereka sedang menyantap durian yang dipetik dari kebun Warso Farm. Hmm..enak dan legit rasanya.


“Ketersediaan SDM yang melimpah di sekitar Warso Farm, jadilah kita bekerja sama dengan pesantren-pesantren sekitar untuk memberdayakan santrinya, untuk pembelajaran wirausaha juga. Jadi, pesantrennya berpesan agar setelah lulus punya keahlian, entah berkebun, atau berjualan hasil kebun,” kata Gatot, sambil lincah mengoperasikan mobil listrik patroli kebun.

Usai menelusuri jalan kita beristirahat di tempat bermain anak, seperti taman kanak-kanak yang tersebar di kebun durian. Ada kursi-kursi cantik, lengkap dengan permainan seperti perosotan dan jungkat-jungkit. Beberapa keluarga terlihat sedang memperhatikan anak-anaknya yang sedang bermain.



Varietas Durian

Gatot yang telah bekerja sejak 2004, bercerita bahwa kebun ini dimiliki oleh Soewarso Pawaka, seorang mantan tentara pelajar pada zaman kemerdekaan lalu menjadi TNI Angkatan Darat sebelum masa pensiunnya.

Tidak heran di banyak sisi kebun terdapat kata-kata mutiara penyemangat ala tentara, seperti ‘The Old Soldier Never Die, They Just Fade Away – Jend. Mc.Arthur (1942)’. Ini juga terlukis hingga ke varietas persilangan durian yang di temukannya, yaitu durian TGP singkatan dari Tentara Genie Pelajar.

Kata-kata mutiara di salah satu sisi kebun Warso Farm "The Old Soldier Never Die, They Just Fade Away", Jend. Mc.Arthur (1942)


Selain mengembangkan duriaan, kebun ini pun mengoleksi varietas-varietas langka yang sulit didapat sampai yang hampir punah. Seperti duren musang king, salah satu yang terbaik dari negeri Jiran.

Gatot mengakui sulitnya memperoleh bibit tersebut, karena bibit durian khas suatu negara tidak akan diberi ke negara lainnya. Sedangkan yang sudah langka ialah durian rancamaya, yang konon asli tumbuh di Bogor.

“Durian Rancamaya hampir tinggal nama, karena dulu sebelum dibudidayakan tanahnya sudah dibuat perumahan. Mungkin durian kurang menghasilkan dibanding bisnis perumahan buat sebagian orang, makanya dulu pohonnya diganti perumahan,” ujar Gatot.

Tatang Sumarna (kedua dari kanan) berfoto bersama komunitas traveler-nya di salah satu area Warso Farm.


Ia menambahkan bahwa, total varietas durian di dunia ada 27 jenis, dan Indonesia memiliki lebih dari 20 jenis. Di Kalimantan ada 20 jenis, di Sumatera ada 10 jenis, di Jawa ada 2 dan di pulau lain seperti Papua, dan Sulawesi terdapat masing-masing 1 jenis yang asli Indonesia.

“Indonesia hanya memiliki hasil varietas persilangan sebanyak 120, sedangkan Malaysia yang durian khasnya kurang dari 10 memiliki 240 hasil persilangan, juga Thailand memiliki 140 varietas hasil persilangan,” ujar Gatot.

Warso Farm sendiri memiliki varietas andalan yang sering diikutsertakan dalam perlombaan atau kompetisi durian. Yaitu durian matahari, bentuknya bulat nyaris sempurna dan besar seperti durian montong. Daging dan rasanya jangan ditanya, manis sudah pasti, tebal kulitnya seperti montong karena hasil kawin silang antara durian montong dan petruk.

Suasananya yang sejuk, tertutup rindangnya pepohonan durian membuat anda bisa lupa waktu. Belum lagi pemandangan yang lansung menghadap gunung salak, kebun ini memang berada di lembah kaki Gunung Salak. Buka mulai pukul 08.00 hingga pukul 17.00 WIB, pengunjungnya bisa mencapai ribuan ketika akhir pekan.

***

Koresponden : Tatang Sumarna
Sumber : Warso Farm dan Kompas[dot]com
Penulis : Team Buletin JKS